logo

logo

Minggu, 05 November 2017

ETIKA PROFESI. TULISAN 2

MINIMASI BIAYA PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREVENTIVE MAINTENANCE POLICY

Perusahaan yang didirikan pada bulan juni 1972 adalah perusahaan tekstil yang menghasilkan kain mori dimana kain mori tersebut bahan baku utama pada industri batik. Perusahaan penghasil kain mori tersebut yaitu PT. Primatexco Indonesia. Perusahaan ini terletak di Jalan Urip Sumoharjo, Desa Sambong, Provinsi Jawa Tengah. Proses produksi kain mori di PT. Primatexco Indonesia terdiri dari tiga tahapan yaitu spinning, weaving dan finishing. Spinning adalah pemintalan dengan tahap awal. Weaving yaitu tahap penenunan dan finishing adalah proses yang paling akhir.

Penentuan jadwal optimal dalam maintenance membutuhkan informasi tentang data peralatan, mengenai operating time dan repair yang akan dilakukan, biaya untuk spareparts dan kebutuhan operator dan nilai kerugian produksi akibat dari downtime. Kebijaksanaan untuk pemeliharaan pencegahan didasarkan pada model probabilitas. Model ini pun juga memerlukan data biaya pelayanan pemeliharaan pencegahan, biaya perbaikan dan probabilitas kerusakan dimana probabilitas ini mencerminkan bahwa kerusakan terjadi walaupun sudah dilakukan pemeliharaan pencegahan.

Mesin blowing digunakan pada proses spinning yaitu jenis single beater opener yang mempunyai spesifikasi. Data yang dikumpulkan adalah data breakdown atau kerusakan mesin blowing. Data yang didapatkan antara bulan juli 2011 sampai dengan juni 2012. Biaya perbaikan atau repair cost diperoleh dari biaya tenaga kerja ditambah biaya komponen, dimana biaya perbaikan untuk kelas A yaitu Rp. 125.646 dan kelas B yaitu Rp. 419.448 dan kelas C yaitu Rp. 1.298.148. Dengan semua perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil untuk kebijakan perawatan mesin blower pada departemen spinning yaitu untuk komponen klasisfikasi A dilakukan perawatan dengan metode repair policy dengan biaya Rp. 15.539, untuk klasifikasi B dilakukan perawatan dengan metode preventive maintenance policy dengan periode 5 bulan sekali dengan biaya Rp. 59.965. Komponen klasifikasi C dilakukan perawatan dengan metode preventive maintenance policy dengn periode 7 bulan biayanya yaitu Rp. 245.059 per bulan.

Kesimpulan dari analisa yang dilakukan yaitu tipe distribusi frekuensi breakdown dari mesin blowing mengikuti distribusi frekuensi breakdown case 2, usulan kebijakan perawatan dapat diambil dengan mempertimbangkan biaya terendah antara biaya repair dan preventive maintenance. Usulan kebijakan perawatan untuk mesin blowing yaitu kebijakan repair policy dan usulan kegiatan preventive maintenance pada mesin meliputi penjadwalan perawatan dan tindakan antisipasi yang cepat apabila terdapat tanda-tamda kerusakan.

Sumber : Djunaidi, Much.2013. MINIMASI BIAYA PERAWATAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PREVENTIVE
MAINTENANCE POLICY.Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar